BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Di
zaman era globalisasi dan modernisasi seperti sekarang ini kenakalan remaja
semakin mengkhawatirkan. Perlu adanya bimbingan dan pendekatan secara
psikologis agar kenakalan remaja tidak semakin parah. Banyak hal yang menjadi
penyebab kenakalan remaja, salah satu di antaranya adalah mengenai latar
belakang remaja itu sendiri. Setiap remaja memiliki lingkungan yang
berbeda-beda serta latar belakang ekonomi yang berbeda-beda, pergaulan,
keluarga, pendidikan dan seterusnya. Pergaulan yang salah menjadi salah satu
penyebab terjadinya kenakalan remaja. Apalagi di zaman sekarang ini dengan alasan modernisasi para
remaja ingin mencoba sesuatu yang seharusnya tak pantas dikerjakan. Misalnya
penggunaan obat terlarang seperti narkoba, minum-minuman keras, pergaulan bebas
dan sebagainya. Apabila kenakalan remaja
dibiarkan begitu saja, tentu akan merusak masa depan mereka sendiri, terlebih
masa depan bangsa ini. Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas
yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal rokok, narkoba, freesex,
dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya. Fakta ini sudah tidak dapat
dipungkuri lagi, kita dapat melihat brutalnya remaja zaman sekarang.
Hal-hal
seperti ini telah menjadi sebuah kelaziman dikalangan remaja. Padahal remaja atau pemuda
adalah harapan agama dan bangsa. Merupakan sebuah tonggak harapan ,
yang menjadi agent of change, social
control dan iron stock.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
Siapa remaja itu ? Kapan orang disebut remaja ?
2.
Apa saja contoh kongrit kenakalan remaja ?
3. Adakah faktor yang mempengaruhi
kenakalan remaja ?
4. Bagaimana solusi perspektif Islam dalam
menanggapi kenakalan remaja ?
5.
Bagaimana sebaiknya etika pergaulan remaja itu ?
6.
Apa andil remaja dalam pembangunan agama dan bangsa ?
1.3
TUJUAN
Tujuan
pembahasan ini adalah untuk menggambarkan kehidupan dan kenakalan remaja dewasa ini. Serta mendeskripsikan solusi perspektif Islam dalam
menanggapi berbagai macam integritas etika pergaulan remaja.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 REMAJA DAN KENAKALAN
2.1.1 Kenakalan Remaja
Remaja
adalah usia yang dipenuhi dengan semangat yang sangat tinggi tetapi adakalanya
semangat tersebut mengarah ke sesuatu yang bersifat negatif sehingga sering
disebut dengan kenakalan remaja. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah
mereka yang berusia 13-18 tahun. Masa
remaja awal merupakan
masa transisi atau yang biasa disebut dengan usia
belasan yang tidak menyenangkan,
dimana terjadi juga
perubahan pada dirinya
baik secara fisik, psikis, maupun
secara sosial (Hurlock,
1973). Pada masa
transisi tersebut
kemungkinan dapat menimbulkan
masa krisis, yang
ditandai dengan kecenderungan
munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi
tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang
mengganggu . Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak,
namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Seiring denga perubahan fisik dan
psikis muncullah prilaku menyimpang atau kenakalan. Kenakalan didefenisikan
sebagai suatu perbuatan yang melanggar norma, menyimpang dari hukum dalam
masyarakat, peraturan sosial, adat, hukum dan agama. Oleh karena itu setiap
tindakan remaja yang dianggap salah atau tidak pada tempatnya dapat dikatakan
atau dikualifikasikan sebagai kenakalan.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum
pidana yang dilakukan oleh remaja.
Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Definisi
kenakalan remaja juga dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu:
a. Kartono, ilmuwan sosiologi
“Kenakalan
Remaja
atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan
gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”.
b. Santrock
“Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai
perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan
kriminal.”
c. Paul
Moedikdo,SH
1). Semua
perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang
dilarang oleh hukum pidana, seperti
mencuri, menganiaya dan sebagainya.
2). Semua perbuatan penyelewengan dari norma
kelompok tertentu untuk menimbulkan
keonaran dalam masyarakat.
3). Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan
perlindungan bagi sosial.
2.1.2 Contoh, Faktor – Faktor, dan Dampak
a. Contoh
Kongkrit
Meningkatnya tingkat
kriminal di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, tetapi banyak
juga dari kalangan para remaja. Tindakan kenakalan remaja sangat beranekaragam
dan bervariasi dan lebih terbatas jika dibandingkan tindakan kriminal orang
dewasa. Juga motivasi para remaja sering lebih sederhana dan mudah dipahami
misalnya: pencurian yang dilakukan oleh seorang remaja, hanya untuk memberikan
hadiah kepada mereka yang disukainya dengan maksud untuk membuat kesan impresif
yang baik atau mengagumkan.
Berikut ini adalah beberapa contoh
atau jenis - jenis kenakalan remaja yang sering
timbul di masyarakat :
a. Membolos
sekolah
b. Kebut-kebutan
di jalanan
c. Geng
motor
d. Penyalahgunaan
narkotika
e. Perilaku
seksual pranikah
f. Perkelahian
antar pelajar
g. Melawan
orang tua dan guru
h.
Malas
beribadah
i.
Merusak fasilitas
umum
j.
Tawuran
k. Berkelahi
dengan teman
l.
Nonton majalah atau video porno
m. Main
game berlebihan
n. Judi
besar dan kecil-kecilan
o. Menghabiskan
uang sekolah
p. Bersifat
agresif
q. Bersifat
pengangguran
r.
Lari dari rumah
s. Informasi
dan tehnologi yang negative
t.
Pengaruh negatif perkembangan teknologi modern
Masih banyak contoh
kongkret yang biasa kita jumpai di lingkungan sekitar. Hanya saja terkadang
kita terlalu lalai untuk memperthatikan sekitar. Tidak terkecuali para orang
rua yang selalu disibukkan dengan pekerjaannya.
b.
Faktor yang Mempengaruhi
Kenakalan remaja
dalam studi masalah
sosial dapat dikategorikan
ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif
perilaku menyimpang masalah sosial
terjadi karena terdapat
penyimpangan perilaku dari
berbagai aturan-aturan sosial ataupun
dari nilai dan
norma sosial yang
berlaku. Perilaku menyimpang
dapat dianggap sebagai
sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep
perilaku menyimpang secara
tersirat mengandung makna
bahwa ada jalur
baku yang harus
ditempuh. Perilaku yang tidak
melalui jalur tersebut berarti telah
menyimpang. Untuk mengetahui latar
belakang perilaku menyimpang
perlu membedakan adanya perilaku
menyimpang yang tidak disengaja
dan yang disengaja, diantaranya
karena pelaku kurang memahami aturan-aturan
yang ada, perilaku menyimpang
yang disengaja, bukan
karena pelaku tidak mengetahui aturan. Hal yang
relevan untuk memahami
bentuk perilaku tersebut,
adalah mengapa seseorang melakukan
penyimpangan, padahal ia
tahu apa yang dilakukan melanggar aturan. Prilaku menyimpang
yang muncul pada diri remaja bukanlah sesuatu yang instan. Ada banyak factor
yang menyebabkan prilaku itu muncul, baik secara internal (factor dalam rumah dan
psikologi) maupun eksternal (factor lingkungan luar)
a. Faktor
Internal
Masa remaja identik dengan
keceriaan, kebingungan, persahabatan, pengenalan diri dan sebagainya. Tidak
jarang bila remaja mudah sekali tersinggung. Karena remaja
lebih cenderung memiliki sifat egosentris. Dalam factor internal penyebab
penyimpangan prilaku remaja, lebih cenderung kepada:
1)
Psikologi
Pribadi
Karena
mental remaja yang masih tergolong labil dengan didukung keingintahuan
yang kuat, maka biasanya mereka cenderung melakukan apa saja tanpa mempertimbangkan akibat yang akan
ditimbulkan.
2)
Keluarga
Rasulullah bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه
- قَالَ قَالَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى
الْفِطْرَةِ ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ
يُمَجِّسَانِهِ
Setiap
anak itu dilahirkan dalam keadaan firah. Maka bapaknyalah yang menjadikan ia
yahudi, atau nasrani, atau majusi (HR. Bukhori).
Orang tua adalah orang yang paling
bertanggung jawab dengan akhlak dan prilaku anaknya. Yahudi atau Nasrani
anaknya tergantung dari orang tuanya, pembinaan dari orang tua adalah factor
terpenting dalam memperbaiki dan membentuk generasi yang baik. Begitupu
dengan kerusakan moral
pada remaja juga tidak terlepas dari kondisi dan suasana keluarga. Keadaan
keluarga yang carut-marut dapat memberikan pengaruh yang sangat negatif bagi
anak yang sedang/sudah menginjak masa remaja. Karena, ketika mereka tidak merasakan
ketenangan dan kedamaian dalam lingkungan keluarganya sendiri, mereka akan
mencarinya ditempat lain. Sebagai contoh; pertengkaran antara ayah dan ibu yang
terjadi, secara otomatis akan memberikan pelajaran kekerasan kepada seorang
anak. Bukan hanya itu, kesibukan orang tua yang sangat padat sehingga tidak ada
waktu untuk mendidik anak adalah juga merupakan faktor penyebab moral anaknya
bejat.
b. Faktor
Eksternal
1)
Lingkungan Masyarakat
Kondisi
lingkungan masyarakat juga sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter moral
generasi muda. Pertumbuhan remaja tidak akan jauh dari warna lingkungan tempat
dia hidup dan berkembang. Pepatah arab mengatakan “al insan ibnu
biatihi”. Lingkungan yang sudah penuh dengan tindakan-tindakan amoral,
secara otomatis akan melahirkan generasi yang durjana.
2)
Teman Pergaulan
Perilaku
seseorang tidak akan jauh dari teman pergaulannya. Pepatah arab mengatakan,
yang artinya: ” dekat penjual minyak wangi, akan ikut bau wangi,
sedangkan dekat pandai besi akan ikut bau asap”. Menurut beberapa
psikolog, remaja itu cenderung hidup berkelompok (geng) dan selalu ingin diakui
identitas kelompoknya di mata orang lain. Oleh sebab itu, sikap perilaku yang
muncul diantara mereka itu sulit untuk dilihat perbedaannya. Tidak sedikit para
remaja yang terjerumus ke dunia hitam, karena pengaruh teman pergaulannya.
Karena takut dikucilkan dari kelompok/gengnya, maka seorang remaja cenderung
menurut saja dengan segala tindak-tanduk yang sudah menjadi konsensus anggota
geng tanpa berfikir lagi plus-minusnya.
a.
Dampak
Dampak kenakalan remaja pasti akan berimbas
pada remaja tersebut. Bila tidak segera ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok
dengan bekepribadian buruk. Remaja yang
melakukan kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan dihindari atau malah
dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan dianggap sebagai
pengganggu dan orang yang tidak berguna. Akibat dari dikucilkannya ia dari pergaulan
sekitar, remaja tersebut bisa mengalami gangguan
kejiwaan.
Yang dimaksud gangguan kejiwaan bukan berarti gila, tapi ia akan merasa
terkucilkan dalam hal sosialisai, merasa sangat sedih, atau malah akan membenci
orang-orang sekitarnya.
Tak
sedikit keluarga yang harus menanggung malu. Hal ini
tentu sangat merugikan, dan biasanya anak remaja yang sudah terjebak kenakalan
remaja tidak akan menyadari tentang beban keluarganya. Masa depan
yang suram dan tidak menentu bisa menunggu para remaja yang melakukan
kenakalan. Bayangkan bila ada seorang remaja yang kemudian terpengaruh
pergaulan bebas, hampir bisa dipastikan dia tidak akan memiliki masa depan
cerah. Hidupnya akan hancur perlahan dan tidak sempat memperbaikinya.
2.2 ANTISIPATIF DAN SOLUSI PERSPEKTIF ISLAM
Lingkungan memiliki hubungan dengan
manusia. Lingkungan mempengaruhi sikap dan prilaku manusia, demikian pula
kehidupan manusia akan mempengaruhi lingkunga n setempatnya. Hubungan antara
lingkungan dan kehidupan manusia sudah diakui para pemikir dan tokoh dunia
sejak dahulu.
Lingkunga
adalah suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari dan memiliki karakter
serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan
makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang mempunyai peran yang
lebih kompleks dan riil.
Telah
disampaikan bahwa terciptanya manusia dimuka bumi ini adalah menjadi kholifah
bagi ummat. Realitanya banyak remaja yang kehilangan jati dirinya, dikarenakan
berbgai macam alasan. Sehingga berdampak sangat fatal,
mulai dari integritas moral samapi
dengan tindak kriminalitas yang mengkhawatirkan. Kegagalan mencapai identitas peran dan
lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan.
Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang
mampu menjadi suri tauladan yang baik. Pastinya yang tidak memiliki
penyimpangan moral. Rasulullah bersabda: “ Innama buitstu li utammima makarima
al-akhlaq”, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq ummat”. Rasulullah merupakan figur terhebat
dalam Islam. Yang memiliki
2.2.1 Cara
Islam Mengatur Pergaulan Manusia
Hakikat manusia menurut Islam adalah
makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah mahkluk yang
perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Manusia adalah makhluk utuh yang
terdiri atas jasmani, akal, dan rohani sebagai potensi pokok, manusia yang
mempunyai aspek jasmani, disebutkan dalam surah al Qashash: 77.
Pergaulan
secara sehat menurut syariat Islam ialah
pergaulan yang diidentifikasikan secara sehat dan menurut syariat Islam
pergaulan ini sangat bagus dan tidak merugikan siapa pun terutama diri kita
sendiri. Karena secara fisik ialah pergaulan yang sangat luar biasa yang
ditanamkan kepada semua umat Islam agar tidak salah pilih terhadap pergaulan.
Banyak keuntungan yang bisa kita rasakan dari pergaulan sehat.
Islam telah mengatur
perilaku remaja. Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi
nilai-nilai agama. Oleh karena itu perilaku tersebut harus diperhatikan,
dipelihara, dan dilaksanakan oleh para remaja. Perilaku yang menjadi batasan
dalam pergaulan adalah:
a.
Menutup Aurat
Islam telah mewajibkan
laki-laki dan perempuan untuk menutup aurat demi menjaga kehormatan diri dan
kebersihan hati. Aurat merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak
boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya, terutama kepada lawan jenis
agar tidak membangkitkan nafsu birahi serta tidak menimbulkan fitnah.
Aurat laki-laki yaitu
anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan bagi perempuan yaitu seluruh
anggota tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Disamping aurat, pakaian yang
dikenakan jug a tidak boleh ketat, transparan atau tipis sehingga tembus
pandang tidak memperlihatkan lekuk tubuh.
Dalam (QS. An Nur [24] : 31): "Janganlah mereka menampakkan perhiasannya selain
yang biasa tampak pada dirinya. Hendaklah mereka menutupkan kerudung (khimar)
ke bagian dada mereka"
b.
Menjauhi
Perbuatan Zina
Pergaulan
antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada batas tidak
membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga
kesucian. Pergaulan di dalam Islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh
nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan denngan lawan jenis haruslah ada jarak
sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada akhirnya
akan merusak pridasi pelaku sendiri maupun masyarakat umum. Allah berfirma
dalam surat Al-Isra’ ayat 32:
artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina,
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan buruk”
dalam rangka menjaga
kesucian pergaulan remaja agarterhindar dari perbuatan zina, Islam telah
membuat batasan-batasan sebagai berikut:
1)
Laki-laki tidak boleh berdua-duaan dengan
perempuan yang bukan mahramnya. Jikalaki-laki dan perempuan di tempat yang sepi
maka yang ketiga adalah syetan.
2)
Laki-laki dan
perempuan yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan secara fisik. Saling
besentuhan yang dilarang dalam Islam adalah sentuhan yang disengaja dan
disertai nafsu birahi. Tetapi bersentuhan yang tidak disengaja dan tidak
disertai nafsu.
2.2.2 Etika Pergaulan yang Baik
Semua agama dan tradisi telah mengatur tata cara pergaulan remaja.
Ajaran islam sebagai pedoman hidup ummatnya juga telah mengatur tata cara
pergaulan remaja yang dilandasi nilai-nilai agama. Tata cara itu meliputi:
a.
Mengucapkan Salam
Mengucapan
salam ketika bertemu dengan teman atau orang lain
sesama muslim. Ucapan salam merupakan
doa, dengan kata lain kita telah mendoakan orang tersebut.
b.
Meminta Izin
Meminta izi disini berarti
tidak boleh meremehkan hak-hak orang lain. Karna setiap hak yang kita miliki
pasti dibatasi juga dengan hak-hak orang sekitar kita.
c.
Menghormati Orang yang Lebih Tua dan Menyayangi yang Muda
Remaja
sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih tua dan bisa
mengambil hikmah dari sejarah kehidupan mereka. Ini semua tidak hanya berlaku
untuk orang yang lebih tua, kepada orang yang lebih muda dari merekapun remaja
harus memberi tuntunan dan bimbingan untuk selalu berada di jalan yang benar.
d.
Bersikap Santun
dan Tidak Sombong
Dalam bergaul,
penekanan prilaku yang baik sangat
dicamkan, agar orang lain bisa merasa nyaman bersama kita.kemudian sikap dasar
remaja yang biasanya ingin terlihat lebih dari temannya. Hal seperti ini tidak
pernah diterapkan dalam Islam. Sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong.
e.
Berbicara dengan Sopan
Islam
mengajarkan untuk bertutur sopan dan lembut, mengutamakan perkataan yang
bermanfaat dengan gaya yang wajar dan tidak bual.
f.
Tidak saling Menghina
Adalah
sebuah kebiasaan yang tidak baik untuk remaja pada dewasa ini. Mengumpat
hukumnya dilarang dlam Islam, sehinggadalam pergaulan antar sesama sebaiknya
selalu menjaga perkataan.
g.
Tidak Saling
membenci dan Iri Hati
Rasa iri akan berdampak
dan berkembang menjadi kebencian yang pada akhirnya mengakibatkan putusnya
hubungan baik antar sesame. Iri hati merupakan penyakit hati yang membuat hati
kita dapat merasakan ketidaktenangan serta merupakan sifat tercela baik di
hadapan Allah dan manusia.
h.
Mengisi Waktu
luang dengan Kegiatan yang Bermanfaat
Masa remaja sebaiknya
dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Remaja harus membagi
waktunya dengan subjektif dan efesien, dengan cara membagi waktunya menjadi 3
bagian, yaitu: sepertiga untuk beribadah kepada Allah, sepertiga untuk dirinya,
dan sepertiga terakhir untuk orang lain.
i.
Mengajak Orang
Lain untuk berbuat Kebaikan
Orang yang memberi
petunjuk kepada orang lain menuju jalan kebenaran akan mendapatkan pahala seperti
teman yang melakukan kebaikan itu.
2.2.3 Solusi
Dari berbagai
permasalahan yang terjadi dikalangan remaja masa kini, maka tentunya ada
beberapa solusi yang saya tawarkan dalam pembinaan dan perbaikan remaja masa
kini.
a. Membentuk
Lingkungan yang Baik.
Sebagaimana disebutkan di atas
lingkungan merupakan factor terpenting yang mempengaruhi prilaku manusia, maka
untuk menciptakan generasi yang baik kita harus menciptakan lingkungan yang
baik dengan cara lebih banyak berkumpul dan bergaul dengan orang-orang yang
sholeh, memilih teman yang dekat dengan sang Khalik dan masih banyak cara lain
yang bisa kita lakukan, jika hal ini mampu kita lakuakan, maka peluang bagi
remaja atau anak untuk melakuakan hal yang negative akan sedikit berkurang.
b. Pembinaan
dalam Keluarga.
Sebagaimana disebut diatas bahwa
keluarga juga punya andil dalam membentuk pribadi seorang anak, jadi untuk
memulai perbaikan, maka kita harus mulai dari diri sendiri dan keluarga.
Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Mulailah perbaikan dari sikap yang
paling kecil, seperti selalu berkata jujur meski dalam gurauan. Jangan sampai
ada kata-kata bohong, membaca do’a setiap malakukan hal-hal kecil, memberikan
bimbingan agama yang baik kepada keluarga dan masih banyak hal lagi yang bisa
kita lakukan, memang tidak mudah melakukan dan membentuk keluarga yang baik
tetapi kita bisa lakukan itu dengan perlahan dan sabar.
c. Sekolah.
Sekolah adalah lembaga
pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja, ada
banyak hal yang bisa kita lakukan di sekolah untuk memulai perbaikan remaja,
diantaranya melakukan program mentoring pembinaan remaja lewat kegiatan
keagamaan seperti rohis, sispala, patroli keamanan sekolah dan lain
sebagainya,jika kita optimalisasikan komponen organisasi ini maka kemungkinan
terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi.
2.3 REMAJA,
AGAMA DAN BANGSA
Remaja, agama dan bangsa pada hakikat memiliki
hubungan yang sepadan. Remaja bisa juga disebut dengan pemuda. Pemuda (manusia)
adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna keadaannya. Selain
diberi bentuk atau rupa yang sempurna, ia masih juga dibekali dengan kemammpuan
akalnya. Dengan dibekali kemampuan akal inilah manusia menciptakan
berbagaimacam peralatan hidup, pengetahuan, membentuk masyarakat,
menyelenggarakan pemerintahan dan bahkan menciptakan kerusuhan.
2.3.1
Remaja dan Agama
Allah SWT
telah menyeru kepada kita sebagai manusia dengan berbagai macam taklif. Allah telah menjadikan kita sebagai
sasaran seruan dan taklif melalui
syariat-Nya. Allah akan membangkitkan manusia
dan menghisab amal perbuatannya. Allah
SWT menciptakan manusia, baik pria maupun wanita, dengan suatu fitrah yang
khas. Wanita adalah manusia, sebagaimana halnya pria. Masing-masing tidak dapat
dibedakan dari segi kemanusiaannya. Yang satu tidak melebihi yang lainnya dalam
hal ini. Diwajibkan kepada wanita untuk menjalankan sholat lima waktu, puasa
ramadhan, zakat, dan haji sebagaimana diwajibkan pula kepada pria.
Allah berfirman dalam QS. Al Hujurat:49 yang artinya:
Allah berfirman dalam QS. Al Hujurat:49 yang artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya
kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,
lalu menjadikan kalian berbangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal”
Dalam hal ini Allah menyediakan tantangan sebagai
stimulan kehidupan yang untuk merangsang munculnya semangat perubahan sekaligus
nurani kepahlawanan dalam diri manusia. Orang-orang yang tidak memiliki nurani
akan melihat tantangan sebagai beban berat, mereka menghindarinya dan dengan
sukarela menerima posisi kehidupan yang tidak terhormat. bagi orang yang
mempunyai nurani kepahlawanan akan mengatakan kepada tantangan tersebut “Ini
untuk ku”.
Pemuda
Islam akan selalu berjuang untuk menjadikan tantangan sebagai motifasi demi
kesejahteraan umat manusia. Dalam beragama mereka tidak memahaminya sebagai
ritual belaka, melainkan sebuah kerja, sebuah aksi nyata. Tidak sedikit yang
memahami agama merupakan ritual belaka, paradigma harus segera diubah karena
agama tidak seperti itu.
Agama
merupakan pranata untuk menyempurnakan kemanusiaan manusia, dan pada waktu yang
bersamaan berfungsi untuk mengangkat harkat dan derajat manusia. Dengan
demikian, pemahaman yang komperhensif terhadap agama akan mampu membangun moral
force yang tangguh dan compatible, sebagai salah satu syarat
membangun bangsa yang telah sekian lama dihimpit dan terjerumus dalam
kemunduran.
Untuk
membangun bangsa menuju kepada kemajuan dan kejayaan, tidak hanya menitik
beratkan pada pembangunan “fisik”, tetapi ada yang lebih penting untuk dibangun,
yaitu pembangunan kristal nilai dan rasa yang terdapat pada wilayah yang
transenden. Pendekatannyapun menggunakan pendekatan yang berorientasi pada
wilayah spiritual. Maka tugas penting daripada orang tua yaitu menanamkan
pendidikan agama sejak dini kepada anak-anaknya.
2.3.2 Remaja dan Bangsa
Para pemuda ibarat ruh dalam setiap tubuh
komunitas atau kelompok, baik itu dalam lingkup kecil ataupun luas seperti
negara. Mereka merupakan motor penggerak akan sebuah kemajuan bangsa. Makanya tidak heran, jika ada yang
mengatakan bahwa sebuah negara akan menjadi kuat eksistensinya, ketika para
pemudanya mampu tampil aktif dan dinamis di tengah masyarakat.
Ketika kita
membicarakan sosok seorang pemuda, maka sebenarnya sama halnya kita sedang
berbicara mengenai dunia remaja. Menurut beberapa pakar psikologi yang telah
disebut di atas, masa remaja merupakan masa yang sangat menentukan. Oleh sebab
itu di sinilah mental remaja itu akan benar-benar diuji. Berbagai fenomena yang
syarat akan jawaban dan persoalan yang menuntut sebuah solusi akan terus
senantiasa mengiringinya.
Tongkat estafet pembangunan karekter bangsa
dan negera ini akan terus berganti dari masa ke masa, seiring dengan pergantian
generasi. Oleh sebab itu, dibutuhkan sosok generasi yang tangguh dan ulet untuk
mengemban amanah besar ini. Pemuda, dengan segala kelebihan dan keistimewaannya
sangat diharapkan untuk dapat mewujudkan cita-cita nasional menuju bangsa yang
bermartabat dan berdaulat secara utuh. Tentunya pemuda yang dimaksud adalah
mereka-mereka yang mempunyai jiwa nasionalisme, patriotisme serta didukung
dengan komitmen moral yang kokoh.
Dalam sejarah kemerdekaan negara republik
Indonesia, remaja atau pemuda telah ikut andil dalam menciptakan sebuah
cita-cita bangsa, yaitu memerdekakan bangsa Indonesia. Teks sumpah pemuda
menjadi bukti eksistensi pemuda Indonesia.
Demikianlah Sumpah Pemuda
yang diikrarkan 83 tahun yang lalu. Sejarah nasional telah membuktikan bahwa
pemuda merupakan penggerak roda sejarah yang mampu membawa masyarakat yang
tertindas menuju cita-cita kemerdekaan yang sesungguhnya. Bangsa ini lepas dari
cengkeraman kolonial karena jasa kaum muda. Catatan
sejarah gerakan kepemudaan di Indonesia sudah membuktikannya. Mereka, para
pemuda ini, muncul atas air mata, keringat dan darah rakyat Indonesia. Kurang
lebih 350 tahun, selama itu, Indonesia hidup dalam kesengsaraan. Kebebasan yang
terampas, dan pergerakkan perjuangan dibawah tekanan penjajah. Hingga ketika
pada tanggal 28 oktober 1928 sebelum kemerdekaan, para pemuda ini menggetarkan
hati rakyat Indonesia, “Kami Putra-putri Indonesia, mengaku bertumpah darah
yang satu, darah Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia,
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Semangat mereka mewakili
cita-cita perjuangan bangsa, yang kemudian dikenal dengan peristiwa “Sumpah
Pemuda”. Para pemuda ini bekerja tanpa pamrih. Yang diinginkannya hanyalah
kemerdekaan , kebebasan, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia. Sampai kerja keras mereka berbuah dengan indah, cita-cita yang
diperjuangkan, mengenai kebebasan, sampai kini dinikmati oleh semua kalangan
rakyat Indonesia.
Sekali lagi, sejarah membuktikan pentingnya
peran pemuda dalam mengubah bangsa. Tinta emas yang ditorehkan selalu menyita
perhatian dari berbagai jenis kalangan dan golongan. Tidak peduli dari warna
mana pemuda itu berasal, langkah tegapnya selalu dinanti-nanti. Karena geraknya
merupakan manifestasi pembangunan bangsa.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dewasa ini
banyak hal-hal yang terlupakan oleh kita sebagai manusia, khususnya orang tua
dan remaja. Sering sekali terjadi kelalaian dalam proses pendidikan. Hingga tidak
heran banya remaja yang tidak tebentuk sesuai dengan ajaran agama. Hal ini
tentu tidak hanya disebabkan oleh kelalaian dalam peroses pendidikan saja,
terdapat banyak faktor yang menunjang penyimpangan tersebut, misalkan keluarga
yang tidak harmonis, teman sepergaulan, teknologi modern dan lain sebagainya.
Remaja yang menjadi obyek disini
merupakan iron stock bagi agama dan bangsa. Maka apabila terjadi
kegagalan dalam proses pendidikan remaja, tidak hanya berdampak pada keluarga, agama
dan bangsa saja tetapi akan lebih berdampak pada spikologi remaja itu sendiri.
Remaja yang sering melakukan penyimpangan akan menjadi terbiasa oleh hal-hal
buruk. Sangat berbeda dengan remaja yang telah ditanamkan pendidikan agama
dalam hidupnya. Sehinggga satu yang harus dicamkan kepada para orang tua yaitu,
penanaman pendidikan agama sejak dini. Karena sangat dikhawatirkan kepada
remaja yang tidak memiliki rasa takut terhadap tuhannya akan mempunyai peluang besar untuk melakukan penyimpangan
moral bahkan sampai dengan tindakan kriminal.
Banyak
hal yang perlu diperhatikan dalam mendidik remaja. Terlebih dalam mendidik
remaja yang telah terjerumus lebih dulu. Dalam ini para orang tua harus lebih
menciptakan suasana keluarga diniyah yang harmonis dan memperhatikan teman
sepergaulannya. Masih banyak hal lain yang bisa kita lakukan dalam memperbaiki
kenakalan yang terjadi saat ini. Semuanya adalah tanggung jawab kita, orang
bijak tidak meyalahkan keadaan tetapi mecari solusi untuk mengahadapi
kenyataan.
3.2 SARAN
Marilah kita bekerja sama dan
sama-sama bekerja untuk memperbaiki masa depan generasi kita, karena hitam dan
putih bangsa ini ada di tangan mereka semua. Jika kita tidak memulai dari
sekarang dan dari kita sendiri, maka siapa lagi yang akan memulai dan memperbaikinya.
Tidak ada lagi kata untuk saling menyalahkan. Untuk memulai perbaikan ini butuh
keseriusan semua pihak. Marilah kita sama-sama serius untuk
memperbaiki masa depan bangsa ini. Mimpi hari ini adalah kenyataan hari esok.
Marilah kita memulai tidak hanya dengan bermimpi tetapi dengan usaha yang
nyata.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahannaya,
Syaamil, Bandung
Darussalam,Burhanuddin “Sistem
Islam: Solusi Terbaik Bagi Tata Pergaulan Manusia” (Online) http://www.islamuda.com/?imud=rubrik&menu=cetak&kategori=3&id=210
Publikasi: Admin (04-07-2003) Sumber: ISLAMUDA [http://www.islamuda.com]. (diakses 22 Januari 2010)
Publikasi: Admin (04-07-2003) Sumber: ISLAMUDA [http://www.islamuda.com]. (diakses 22 Januari 2010)